Konten Lokal ??

Sering kali kita melihat game hanya dari sudut pandang pemain saja yang di suguhkan oleh para pengembang melalui cerita kolosal, menggunakan imajinasi yang di adopsi dari kebudayaan barat seperti kisah para magician, swordman, hunter dan lain sebagainya, tentu hal tersebut membuat para pemain nya mengikuti pola berfikir kebudayaan barat sangat disayangkan karena konten kebudayaan mereka yang kita banggakan bukan konten yang kita miliki sendiri untuk di tampilkan, sedikit melihat kebelakang industri game di jepang baru memulai pada tahun 1975 pada awalnya mengikuti pola dari dunia barat tetapi sekarang game jepang terkenal dengan karakter dari adaptasi budaya mereka kemudian di modifikasi agar bisa diterima kancah internasional, di indonesia sendiri sudah menikmati video games sejak tahun 1985 tetapi sampai saat ini tetap tidak memiliki konten lokal yang di modifikasi agar bisa di nikmati oleh masyarakat internasional, apakah ini suatu beban psikologi dikarenakan masih berparadigma sebagai user mainstream kah? hanya kita yang bisa menjawab itu semua, jika bukan kita yang mengangkat siapa lagi? 


Jika ada kesalahan dalam penulisan dan data mohon koreksinya :) 
Previous
Next Post »